Pertanianku - Sampah dan kebisingan di laut menjadi ancaman yang serius bagi pelestarian mamalia laut di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia Oleh karena itu, kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah kepemimpinan Sakti Wakyu Trenggono menekan pentingnya menjaga kelestarian mamalia laut dengan menjaga kebersihan serta kesehatan ekosistem laut dari pencemaran dan kebisingan.
Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut (ESDL) KKP, Pramuji Lestari menjelaskan selain faktor alam seperti fenomena oseanografi yang menyebabkan mamalia laut terdampar, aktivitas manusia (men-made impact) yang merupakan kegiatan seismik di bawah laut dan pencemaran perairan juga menjadi salah satu penyebab banyaknya mamalia bawah laut yang terdampar dan mengalami kematian.
"Sampah laut menjadi permasalahan yang mendesak saat ini dan perlu segera ditangani karena memberi dampak negatif pada ekosistem laut, mamalia laut dan kesehatan manusia," tutur Pramuji seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Pramuji menjelaskan bahwa mamalia laut berperan penting dalam ekosistem di bumi dan manusia sehingga keberadaan mamalia tersebut harus diselamatkan agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Misalnya, dari segi ekologi, kotoran paus sperma merupakan carbon sink bagi samudera.
Gangguan terhadap populasi mamalia laut dan predator utama lainnya dapat menyebabkan pergeseran dominasi predator utama dan pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya rantai makanan.
"Sehatnya mamalia laut juga mencerminkan sehatnya lautan. Sebagian besar mamalia laut merupakan biota yang bermigrasi lintas negara dan mengalami ancaman global di perairan negara yang menjadi negara jangkauan (range states) mamalia laut. Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman atas persoalan dan ancaman terhadap mamalia laut khususunya sampah laut (marine debris), kebisingan laut (ocean noise), dan by cacth, KKP didukung oleh WWF (World Wide Fun) Indonesia mengupas lebih dalam persoalan ini bersama pakar dari beberapa negara yang kompeten di bidangnya," terang Pramuji.
Mengenai sampah plastik yang kerap mencemari lautan, Plt. Direktur Jendral Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menegaskan Indonesia sudah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik yang masuk ke lautan sebanyak 70 persen pada 2025.
"Untuk mencapai komitmen ini, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presidaen Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penganangan Sampah Laut yang memuat rencana aksi strategis menangani sampah laut dari tahun 2018-2025," papar Hendra.
KKP akan menjalankan strategi konservasi yang tercantum di dalam Kepmen KP Nomor 79/2018 juga telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut 2018-2022 yang memuat strategi, kegiata, indikator, output, lokasi, waktu, penanggung jawab dan unit kerja yang terkait dalam pelakasanaan upaya koservasi mamalia laut di Indonesia.
Sumber: